Solusi Digital Marketing Nusa Tenggara Barat

Memberkan pelayanan terbaik untuk anda dan usaha anda, kami mempunyai tenaga profesional dibidang marketing digital.

Layanan Konsultasi

Our Services

Sepenuh Hati

Solusi Digital Marketing di Nusa tenggara Barat.

Read More

Great Concept

Solusi Digital Marketing di Nusa tenggara Barat.

Read More

Development

Solusi Digital Marketing di Nusa tenggara Barat.

Read More

User Friendly

Solusi Digital Marketing di Nusa tenggara Barat.

Read More

Recent Work

Tuesday, June 30, 2020

Pabrik Penggilingan Beras Modern Segera Hadir di NTB

Pabrik Penggilingan Beras Modern Segera Hadir di NTB

HANGAT: Evaluasi penanganan virus Corona di kediaman kepala Bank Indonesia berlangsung hangat dan sempat membahas MRMP di NTB.
MATARAM--Ada kabar baik bagi warga NTB. Dalam waktu dekat akan hadir modern rice milling plant (MRMP) atau pabrik penggilingan beras modern.

Kabar ini mengemuka saat Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) membahas masalah ketahanan pangan. Rapat diselenggarakan di kediaman resmi kepala Bank Indonesia, Selasa (30/6).

"Alhamdulillah, telah hadir di tengah-tengah kita perwakilan dari Bulog yang sebentar lagi akan membangun MRPM di NTB," ujar Sekda NTB, HL Gita Ariadi, Selasa (30/6).

Informasi singkat yang disampaikan Sekda itu disambut langsung Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut. Gubernur mendorong Bulog untuk melakukan percepatan pembangunan MRPM itu.

Menurut Gubernur, dengan adanya MRPM, gabah yang ada di NTB tidak lagi dikirim ke luar daerah dan balik lagi ke NTB menjadi beras berbagai kualitas.

"Saya membayangkan, hadirnya industri pengolahan ini, tidak semata-mata hanya untuk mengolah. Tapi, itu semua akan memeperbaharui kemampuan masyarakat NTB pada bidang tersebut," ucapnya.

Tidak mungkin, lanjut Gubernur, masyarakat bisa meningkatkan kapasitasnya sebagai manusia di NTB jika tidak ada industri pengolahan. Selama ini, NTB mampu melahirkan masyarakat yang pandai bicara tapi nyaris tanpa ekpresi di bidang industri.

Dengan adanya industrialisasi, cara pandang masyarakat diharap berubah. Terpenting, dengan industri pengolahan gabah akan memancing industri lain yang lebih besar lagi.

Sementara itu, Perwakilan Bulog Eri Nurul Hilal mengatakan, lahan persiapan pembangunan MRMP iminsudah ada di Sumbawa. Pihaknya mengapresiasi Gubernur NTB terkait permintaan percepatan pembangunan MRPM tersebut.

"Rencana pembangunan MRPM di NTB segera terealisasi. Mesin dengan spesifikasi 1 dryer 120 ton perhari tersebut akan dibangun di Sumbawa," ungkap hilal.

Tak hanya MRPM, Bulog juga akan bangun Corn Drying Center (CDC) di Dompu. Mesin ini dengan spesifikasi 90 ton perhari dan Rice to Rice di Lombok Timur dengan spesifikasi 168.000 ton per 6 ton perjam.

Apa yang diikhtiarkan Bulog ini disebutnya guna mendukung ketahanan pangan di NTB. Seluruh berkas dan kesiapan sudah disiapkan Perum Bulog. Namun, sejauh ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN.

Beberapa kendala pembangunan MRPM, salah satunya karena virus corona. Menurutnya, pandemi ini membuat anggaran harus diefisiensikan dengan penggunaan skala proritas, yaitu untuk penyerapan pengadaan gabah beras petani.

"Saat ini Bulog fokus untuk menyerap gabah dan beras dari petani untuk kebutuhan stok nasional dan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam menjaga stabilisasi harga pangan," tutup Hilal.

Kepala Wilayah Perum Bulog, A. Muis Sayyed Ali, setelah dikonfirmasi mengatakan, Perum Bulog telah membeli gabah petani di NTB untuk gabah 56.448 ton. Pembelian dalam jumlah itu dengan nilai dana Rp 300 miliar dan beras 14.776 ton atau senilai Rp 122.6 miliar.

"Dana Bulog yang beredar di desa kurang lebih Rp 422.6 miliar. Dana tersebut bersumber dari kredit Bulog untuk pembelian gabah dan beras di NTB. Pembelian Bulog terus dilakukan dalam rangka untuk kebutuhan stok nasional dan stabilisasi harga gabah dan beras," ujarnya. (jl)

Wagub: Orang Hebat Dibesarkan Kesulitan Hidup

Wagub: Orang Hebat Dibesarkan Kesulitan Hidup

KUNJUNGAN: Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah saat berkunjung ke Balai Paramita.
MATARAM--Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramita Mataram, Selasa (30/6).

Dalam kesempatan itu, ia mengaku tenang melihat proses yang berjalan dengan baik. Kepada semua anak-anak di balai ini ia berpesan, sebaik-baik manusia yakni bermanfaat bagi sesama.

"Di usia yang masih terbilang muda dalam menjalani hidup akan ada cobaan. Namun, berpikiran positif juga harus dijaga untuk modal dalam menjalani hidup," ucapnya.

Bagi Wagub, kesulitan hidup adalah tempaan yang telah melahirkan banyak orang-orang hebat. Karena banyak orang-orang hebat berangkat dari masalah yang sangat sulit.

Begitu juga orang-orang sukses berangkat dari kehancuran. Karena itu, hal tersebut bisa diambil sebagai pelajaran.

Rohmi menginginkan agar apa yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat NTB bahkan Indonesia dan dapat bermanfaat dan semakin berkembang.

"Percayalah jalan hidup kita tergantung daripada doa dan ikhtiar kita. Tak bisa itu salah satunya, harus kedua-duanya untuk berusaha bagaimana caranya supaya kehidupan kita lebih baik lagi," sambungnya.

Sementara itu, Kepala BRSAMPK Paramita Mataram, I Ketut Supena mengatakan, Balai Paramita bahu-membahu dan bersinergi dengan Dinas Sosial meningkatkan kerja sama terkait program-program dari Kementerian Sosial.

"Suatu kebahagiaan untuk kami, orang-orang yang masuk ke sini harus bahagia, maka anak-anak kami 100 persen dari NTB penuh kebahagiaan apapun masalahnya, di sini ditemukan solusinya" jelasnya.

Setelah keluar dari Balai Anak Paramitha, mereka diharapkan telah memiliki skill dan kompetensi untuk mulai berwirausaha. Pihaknya hanya mengawal dan memberikan stimulus didiknya.

Setelah diskusi tersebut, Wakil Gubernur NTB dan rombongan diajak untuk berkeliling di Balai Anak Paramita melihat usaha ekonomi produksi yang hampir semua pekerjanya adalah anak-anak dari balai tersebut. (jl)

Kota Mataram dan Lobar Masih Jadi Episentrum Penyebaran Corona

Kota Mataram dan Lobar Masih Jadi Episentrum Penyebaran Corona

RAKOR: Gubernur dan Wagub NTB saat memimpin rapat koordinasi penanggulangan dan penyebaran virus corona di NTB.
MATARAM--Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat masih dalam status zona merah penyebaran virus corona di NTB. Berbeda dengan kabupaten kota lain yang justru intensitas penyebarannya mulai menurun.

"Memang episentrum penyebaran virus corona di NTB ini ada di dua kabupaten. Ini menjadi PR besar kita, yaitu di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat," ungkap Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah, Selasa (30/6).

Menyadari itu, di adaerah ini disebutnya memerlukan penanganan serius. Semua pihak yang bertugas dalam pemberantasan virus ini harus fokus bekerja.

Dari data terkini, lanjutnya, di NTB untuk 29 Juni 2020 menunjukkan Kota Mataram penambahan kasus positif 12 orang. Sementar di Kabupaten Lombok Barat 6 orang.

Adanya penambahan pasien ini, terangnya, cukup mengkhawatirkan. Karena itu, Wagub meminta agar masalah ini lebih diperhatikan dan diseriusi dengan memperkuat sinergi.

"Peta telah ditentukan, sekarang bagaimana kita menerapkan protokol Covid-19 pada setiap tempat itu. Bersinergi sungguh-sungguh untuk benar-benar menjaga, aktivitas-aktivitas kita, termasuk obyek wisata yang telah dibuka," terangnya.

Wagub menekankan bahwa obyek wisata yang boleh dibuka ialah yang berisiko rendah atau di luar ruangan. Meski demikian, protokol harus diterapkan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Pemprov NTB telah melakukan berbagai sosialisasi pencegahan penyebaran virus. Mulai dari sosialisasi gerakan maskerisasi, pengecekan penggunaan masker hingga pemberian masker gratis di tempat-tempat umum dan pusat perbelanjaan.

"Kami dari Provinsi NTB untuk kegiatan menyosialisasikan, telah kami lakukan, mengecek pemakaian masker dan menggunakan masker. Dan ini butuh komitmen Kota Mataram benar-benar dan kita ingin Kota Mataram lebih aktif lagi menyosialisasikan," pinta Wagub.

Lebih jauh, Wagub mengingatkan kembali bahwa yang ditangani ini ialah penyebaran virus tersebut. Karena itu, petugas tidak perlu khawatir dengan jumlah pasien positif.

Terakhir, Wagub meminta agar penerapan protokol kesehatan diperketat di tempat-tempat keramaian, pusat perbelanjaam dan rumah ibadah. Dengan begitu laju penyebaran dapat dikontrol dan ditekan.

Senada juga disampaikan Gubernur NTB, Dr. H.Zulkieflimansyah. Ia meminta agar pada bulan Juli, kedua daerah tersebut perlahan dapat memperlihatkan kemajuannya.

Untuk mendorong dan mewujudkan hal itu, Gubernur meminta agar dibentuk satu tim khusus yang akan membantu dan mengevaluasi setiap perkembangan dari kedua daerah ini.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Mataram, H. Ahyar Abduh mengungkapkan, sejak awal pihaknya terus berupaya menekan penyebaran virus corona. Pihaknya juga telah menerapkan dengan serius program penanganan Covid-19 Berbasis Lingkungan (PCB). Dalam program ini melibatkan berbagai pihak dalam penerapan protokol Covid-19.

Ahyar juga mengutarakan bahwa Ia mendukung program Kampung Sehat dan terus bekerja keras. "Jadi kalau kita bicara penyebaran lingkungan kita tidak menemukan lagi," terangnya.

Meski saat ini Kota Mataram masih berstatus zona merah, Ahyar tidak surut semangat dan berkomitmen mendukung program pemerintah provinsi. Komitmen ini demi memutuskan penularan virus corona di Kota Mataram.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid juga mengutarakan dukungannya terhadap program Kampung Sehat. Menurutnya program tersebut sangat baik diterapkan dalam menangani penularan corona.

"Kami akan menerapkan kampung sehat di semua dusun," ujarnya.

Ia berkomitmen akan menerapkan dan mendukung kebijakan terkait tempat-tempat umum, pusat perbelanjaan dan rumah ibadah.

Sementara itu, Kapolda NTB, Irjen Pol Mohammad Iqbal mengaku salut dengan sinergi dari jajaran pemerintah dalam penanganan pandemi virus corona di NTB. Ia tahu betul, bahwa dalam menangani virus corona dibutuhkan kerja keras dan koordinasi yang baik antar Pemprov, Pemkab/Pemkot hingga masyarakat.

"TNI Polri selalu siap mensupport dan satu saran saya, agar tracing itu kedepannya harus lebih masif dilakukan," ujarnya.

Tak hanya itu, penyampaian informasi yang dikeluarkan oleh gugus tugas baik di Provinsi dan juga kabupaten kota dalam penanganan virus corona diminta agar seirama dan satu narasi. Hal ini demi menghindari kebingungan bahkan kepanikan yang kerap terjadi di tengah masyarakat terkait validitas informasi, isu dan juga hoaks.

Hal ini didukung pula oleh Danrem 162/WB, Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani yang memaparkan operasi optimalisasi pendispilinan protokol kesehatan menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19 di wilayah Provinsi NTB. Pusat-pusat keramaian yang berangsur-angsur mulai beroperasi diwajibkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Begitu pula dengan destinasi pariwisata yang mulai dikunjungi masyarakat.

"Masyarakat itu harus terus diingatkan," tegas Rizal.

Keterlibatan media dalam memberikan informasi pun turut menjadi sorotan. Informasi positif dan kabar baik harus masif diberikan kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi NTB, Nanang Sigit Yulianto menyampaikan akan pentingnya peranan jajaran pemerintah hingga elemen paling bawah. Ia berharap di tiap desa, baik Kades hingga lurah dapat konsisten dalam penanganan wabah corona.

Ia yakin, penanganan dari tingkat desa-desa akan memberikan efek positif dalam mencegah penyebaran virus yang satu ini.

"Kades-kades dan Lurah-lurah ini harus digerakkan, bila perlu di Masjid-masjid ini ada satgasnya, bisa dibuat satgas-satgas khusus," tuturnya.

Kabinda NTB, Ir. Wahyudi Adisiswanto menyerukan adanya regulasi yang tepat dari pemerintah, selain juga dalam meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri.

"Kepedulian kepada orang lain ini yang perlu kita kembangkan kepada masyarakat," ucap Wahyudi.

Wahyudi berharap dengan kekompakan dan semangat, penanganan penyebaran pandemi corona dapat berjalan baik dan lancar. (jl)

ASN NTB Dinilai Punya Kompetensi Hebat

ASN NTB Dinilai Punya Kompetensi Hebat

PEMBINAAN: Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah saat silaturrahmi ke BKD NTB dalam agenda pembinaan ASN.
MATARAM--Jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov NTB banyak yang memiliki kompetensi mumpuni. Tidak sedikit dari mereka yang hebat dibidangnya.

Lontaran itu disampaikan Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah saat memberikan pembinaan terhadap jajaran ASN Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Selasa (30/6).

Apa yang dilontarkan orang nomor satu di NTB ini cukup beralasan. Buktinya, saat seleksi penerimaan beasiswa ke luar negeri, banyak ASN yang ikut dan memiliki kompetensi yang bagus.

"Kita berharap dalam penempatan mereka ini benar-benar tepat," ucapnya.

Penempatan tugas mereka nantinya harus betul-betul profesional dan sesuai kebutuhan. Tidak boleh karena alasan agama, budaya, adat istiadat atau warna kulit lalu mereka ditempatkan sembarang.

Selain itu, proses mutasi yang dilakukan tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Murni karena kebutuhan dan kompetensinya.

Gubernur meminta para ASN untuk tidak terkontaminasi dengan politik. ASN harus bersikap netral dan tetap fokus bekerja melayani masyarakat. Bagi ASN yang ingin terjun ke politik, Gubernur mempersilahkan mengundurkan diri dari ASN sesuai aturan yang berlaku.

Hal lain yang disampaikan yakni, pentingnya membangun hubungan emosional antara atasan dengan bawahan atau para staf. Hubungan yang baik ini bisa dibangun dengan senantiasa menjaga hubungan silaturahim.

"Ini penting kita lakukan, agar kita punya pandangan yang berbeda terhadap atasan atau staf kita," ungkap Gubernur.

Dengan saling saling mengunjungi, katanya, tidak ada lagi para staf atau bawahan yang mendoakan yang tidak baik bagi atasannya.

Sementara itu, salah satu ASN BKD menyampaikan terima kasih kepada Gubernur, baik terkait kunjungannya badan tersebut maupun program-program yang digagas oleh Gubernur. Sebut saja seperti beasiswa luar negeri. (jl)

Sotoh, Membedah Infiltrasi yang Nyaris Membobol Aqidah Orang Sasak

Sotoh, Membedah Infiltrasi yang Nyaris Membobol Aqidah Orang Sasak

Oleh Dr. Jamiluddin, M.Pd

SETIAP zaman ada trend-nya dan setiap trend ada zamanya. Semua mengikuti trend perubahan dan dipastikan tak ada yang abadi. Perubahan akan terhenti ketika pelaku perubahan itu mati. Kaedah “tak ada yang abadi”, berlaku pula untuk life style. Ia selalu mengikuti perkembangan peradaban manusia. Laksana mode, hari ini menjadi pilihan, bisa jadi besok lusa hanya sekedar menjadi pajangan. Zaman, trend, mode, dan peradaban, merupakan sesuatu yang dinamis sepanjang masa. Zaman, trend, mode, dan peradaban yang terakumulasi dalam life style, akan terformat klasik dalam sejarah masa lalu, menjadi pujaan masa kini, dan menjadi obsesi menapaki era yang akan datang.


Pergeseran peradaban yang senantiasa beriringan dengan denyutan life style manusia, ternyata dalam pengendalian Yang Maha Sempurna. Dia-lah Yang Maha Kuasa menjadi pelaku perubahan utama dan sesungguhnya. Manusia hanya bekerja selaku agent of change dalam ruang kreatifitas. Perubahan yang dimotori manusia, terbatas pada pemberdayaan al-quwwah an-natiqoh, yaitu sebuah alat kelengkapan yang menempatkan dia menjadi ciptaan Alloh yang paling sempurna.


Alloh SWT berfirman dalam QS. An-Nisa Ayat 119, “ Dan Aku akan benar-benar menyesatkan mereka, juga membangkitkan angan-angan kosong mereka, memerintahkan untuk memotong telinga binatang ternak dan mereka akan benar-benar memotongnya, Aku pun akan perintah mereka merubah ciptaan-Ku, dan mereka akan benar-benar merubahnya pula. Barang siapa yang menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Alloh, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.


Pada ayat di atas, fenomena dan peristiwa “perubahan” disebut dengan kata  ghayyara-“yughaiyyiru” - taghyyaran.  Dalam kamus Al-Munawwir, kata “yughaiyyiru”  diartikan sebagai peristiwa merubah, mengganti, dan menukar. Sedangan Ibnu Faris mengartikannya dengan dua makna, yaitu: Pertama, shalihun (perbaikan), islhah (reformasi), dan manfaat (guna). Kedua, ihktilaf ala syayaini (perbedaan antara dua hal).  Dalam al-Mu’jam al-Mufahras Li al Fadz al-Qur’an al-Karim, yang ditulis oleh Muhammad Fuad Abd al-Baqi’, kata “yughaiyyiru” terulang sekitar 7 (tujuh) kali pada lima ayat dalam Alqur’an. Hal ini disebabkan karena pada 2 (dua) ayat  dalam al-Qur’an,  kata “yughaiyyiru” berulang-ulang sebanyak (2) dua kali. 


Pendalaman kata “yughaiyyiru” sangat penting dalam artikel ini. Dengan pendalaman yang cukup terhadap kata “yughaiyyiru” , penulis dapat memastikan hadirnya pemahaman yang tepat tentang perubahan, pergeseran dan proses pergantian sesuatu. Kapasitas yang sedemikian rupa akan sangat membantu dalam usaha menyisir setiap jengkal dasar telaga hikmah yang menyimpan misteri “perubahan” kultur orang Sasak sebagai konsekuensi infiltrasi budaya yang dilakukan oleh bangsa Belanda.


Pada tahun 1894, Belanda mendarat di Lombok. Rakyat Lombok menolak pendaratan itu dengan perlawanan. Rakyat Lombok yang didominasi Suku Sasak menjajal kekuatan berperang tentara Belanda. Dalam perlawanan itu, lasykar rakyat berhasil menewaskan Wakil Panglima Tentara Belanda, Mayor Jenderal P.P.H. Van Ham. Peristiwa tersebut menyulut kemarahan Belanda. Lombok di bom-bar-dir, hingga kemudian ditaklukan. Itulah sejarah awal Lombok secara resmi menjadi daerah jajahan Belanda.


Sebagai daerah jajahan, Lombok yang sebagian banyak dihuni Orang Sasak, sejak tahun 1894 itu tiada henti menghadapi invasi. Ternyata tidak hanya invasi, infiltrasi budaya pun tidak kalah hebatnya. Usaha, baik invasi atau infiltrasi budaya yang digalakkan penjajah berujung pada pelemahan masyarakat Lombok. Rakyat Lombok memang bukan tipe masyarakat yang gampang ditaklukkan. Namun di sisi lain penjajah Belanda tidak berhenti mencari cara sekaligus melakukan penaklukan.


Upaya penjajah Belanda tidak sia-sia. Mereka akhirnya menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang harus dipertimbangkan untuk dapat lebih dalam mencengkeramkan imprealisme di Lombok. Di antara temuan penjajah Belanda adalah: Pertama, menemukan sebuah strength (kekuatan) mereka berupa new trend dalam aspek arsitektur sebagai makro objektif yang berpeluang diterima secara meluas oleh bangsa-bangsa di mana pun, tidak terkecuali Bangsa Sasak. Kedua, mereka memastikan bahwa keterbatasan pengetahuan orang Sasak, sebagai faktor peluang (opportunity)  dalam memperkuat cengkeraman penjajahannya di Lombok. Ketiga, Belanda menyadari kelemahan ( weakness )- nya dalam merawat kelangsungan penjajahannya jika hanya mengandalkan intimidasi dengan kekuatan militer. Keempat, Mereka memastikan bahwa masyarakat Sasak secara umum, terutama yang berkemampuan, cukup respon terhadap kebaruan (novelty) arsitektur perumahan untuk menjamin kenyamanan dan kemanannya sebagai sebuah threat (tantangan) yang niscaya disahuti sehingga rakyat Lombok yang notabene adalah Suku Sasak menunjukkan sikap kooperatifnya terhadap Belanda.


Temuan-temuan di atas kemudian diimplementasikan dengan cermat oleh Belanda. Akibatnya, invasi dan infiltrasi Budaya yang dihajatkan untuk memperkuat posisinya selaku imprealis cukup berhasil. Dalam aspek kultural, satu-persatu ide, kreasi, dan produk penjajah berhasil mewarnai pilihan orang Sasak. “Sotoh” merupakan salah satu materi perubahan kultur yang dialami orang Sasak di era imprealisme tersebut.


Senada dengan sub tema artikel ini, patut dicurigai, bahwa “sotoh” adalah sebuah infiltrasi. Dalam bahasa yang sederhana, “sotoh” merupakan hasil kegiatan penyusupan terencana dengan maksud membobol “aqidah” bangsa Nusantara, khususnya orang Sasak. Jalur penyusupan ideologi “sotoh” ini adalah kebudayaan rancang bangun rumah (bale-langgak) yang termasuk faktor makro objektif. Artinya, infiltrasi budaya “sotoh” disiasati melalui kemasan yang seolah-olah murni pengembangan kultur arsitektur perumahan, sehingga pembobolan aqidah tersebut tidak disadari oleh orang Sasak. Sisi penting anasir pada alenia ini adalah dialog kritis yang men-trigger terkonstruknya pertanyaan, “ Mengapa “sotoh” dipastikan sebagai usaha terencana untuk memebobol aqidah orang Sasak?”  Pertanyaan ini tentu membutuhkan jawaban yang di dalamnya mengurai secara spesipik tentang apa, geneologi, bagaiamana dan fungsi  “sotoh” tesrebut.


Sotoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring diartikan sebagai bagian rumah berbentuk datar setinggi atap terbuat dari batu, tanah, atau sesuatu yang mengeras. Sotoh ini merupakan kata serapan dari bahasa-bahasa di Timur Tengah. di zaman al-Kitab atau Nabi Isa A.S. Sotoh merupakan bagian bangunan rumah setinggi atap berbentuk lantaian atau level yang biasanya dipagar dan di atasnya tertutup qubah. Letak “sotoh” di bagian pojok rumah dan dapat dinaiki dengan sebuah tangga atau loteng di sisi tembok luar sebuah rumah. Bagi ummat Yahudi, memagar tepian “sotoh” adalah wajib. Sementara itu, “sotoh”  adalah tempat menyendiri, bermeditasi, atau ritual peribadatan khusus untuk orang Israel,.  Selain untuk hal-hal sebagaimana di uraikan di atas, “sotoh” juga digunakan untuk pertemuan rahasia, menjemur, dan lain-lain.
Dengan kemasan yang luar biasa, “Sotoh” sangat mudah merubah selera desain rumah  Orang Sasak. “Sotoh” sebagai bagian rumah nyaris wajib adanya di setiap rumah, khususnya pada rumah oang-oang yang memiliki kemampuan lebih. Selam beberapa tahun setelah “sotoh” diterima, pemanfaatannya seputar untuk bertamu, santai, dan menjemur hasil bertani dan berladang orang Sasak.


Keinginan Belanda sesungguhnya tidak sampai sekedar pemanfaatan “sotoh” untuk beberapa kebutuhan seperti uraian di atas. Belanda masih punya “batu di balik udang.” Penjajah Belanda berkepentingan untuk benar-benar mengarahkan pikiran dan perilaku Orang Sasak untuk mentradisikan penggunaan “sotoh” sebagai tempat ritual sebagaimana mereka memanfaatkan “sotoh” tersebut.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Hajat penjajah Belanda untuk mewujudkan penaklukan Orang Sasak melalui kultur “sotoh” menjadi angan-angan kosong.


Ada beberapa hal yang menekan kuat sehingga kultur “sotoh” tidak berpengruh secara signifikan terhadap keruntuhan aqidah atau pun peradaban orang Sasak. Pertama, Orang Sasak memandang “sotoh” dengan  prinsip “etnisitas kultural”. Artinya, “sotoh” dipandang hanya sekedar sebuah mode baru yang berfungsi sebagai seambi atau teras biasa. Dengan demikian orang Sasak ketika itu tidak menghubungkannya samasekali dengan aqidah atau pelumpuhan peradaban sebagaimana maksud teselubung penjajah Belanda. Kedua, dalam interval waktu penjajahan Belanda di Lombok, mainstream dakwah para tuan guru, seperti: Tuan Guru Umar Kelayu, Guru Mu’minah (Dato’ Majid), TGH. Syarafuddin Pancor, Guru Abdullah bin Amak Dulaji, Almagfur Lahu Maulanasyyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, dan seluruh ulama’ di Lombok, tak terkalahkan oleh idealism cultural Belanda.  Kalau saja dua protector ini tidak mengemuka, mungkin saja infiltrasi budaya “sotoh” akan membobol benteng aqidah dan nothing is impossible,   Orang Sasak akan hari ini akan melihat warna aqidah dan peradaban lain di Pulau Seribu Masjid. Wallohu’alamu.


*Sekretaris Lajnah Kaderisasi PBNW dan Tenaga pendidik di SMA NW Pancor serta Dosen IAIH NW Pancor.

Dinding Irigasi Ambrol, Puluhan Hektar Lahan Pertanian Gagal Tanam

Dinding Irigasi Ambrol, Puluhan Hektar Lahan Pertanian Gagal Tanam

AMBROL: Tanggul irigasi pertanian di Dusun Karang Taliwang, Dasan Tereng, Kecamatan Narmada, ambrol.
GERUNG--Saluran irigasi pertanian di Dusun Karang Taliwang, Desa Dasan Tereng Kecamatan Narmada Lombok Barat ambrol. Dinding irigasi ini jebol terhitung sekitar tiga bulan yang lalu.

"Akibat jebolnya dinding irigasi ini, lahan pertanian kami tidak bisa ditanami. Sudah tiga bulan kami tidak bisa bercocok tanam," keluh salah seorang pemilik lahan, Arta Adiguna kepada Jejak Lombok, Selasa (30/6).

Pemilik lahan sekitar 1 hektare di sebelah timur Lombok City Center ini mengatakan, bukan hanya lahannya yang tidak bisa ditanam. Ada puluhan hektar lain milik warga yang juga senasib.

Ia menduga, kerusakan dinding irigasi primer di Dusun Karang Taliwang itu akibat tingginya endapan material yang hanyut. Karena debit endapan sudah di luar kapasitas tampung, saat air datang, dinding tanggul irigasi itu jebol.
Kerusakan yang terjadi, jelasnya, karena pintu penguras saluran itu dipindahkan warga sekitar. Pintu penguras dipindah lantaran tidak sedikit warga yang membangun kolam ikan di sekitarnya.

Belakangan, akibat ulah warga yang
memindah pintu air menjadi preseden buruk bagi petani. Saat tanggul irigasi tidak lagi mampu menampung endapan akibat pintu air dipindah, dinding tanggul jebol.

Kerusakan dinding tanggul ini diperkirakan sepanjang 7 meter lebih. Dari kerusakan ynag ada, andai diperbaiki dipastikan memakan biaya yang tidak sedikit.
"Kami dari petani sudah iuran, tapi dengan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan, kami tidak sanggup. Jumlahnya terlalu besar, sekitar Rp 500 juta," sebutnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Lombok Barat, Muhur Zohri menyarankan agar masyarakat berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setempat. Koordinasi disarankan ke bidang pengairan di dinas tersebut.

Lewat koordinasi itu, ia berharap akan ada solusi pada kerusakan tanggul jaringan irigasi. "Coba koordinasikan dulu ke PUPR," pintanya. (jl)

Monday, June 29, 2020

Pengusaha Tepis Serobot Akses Jalan Warga

Pengusaha Tepis Serobot Akses Jalan Warga

MEDIASI: Pengusaha kavling tanah, Bambang Khalid saat bertemu dengan warga di Kantor Lurah Babakan.
MATARAM--Masih ingat tudingan warga terhadap RT 10 Perumahan Babakan Asri, Kelurahan Sandubaya, Kota Mataram? Pengusaha tanah kavling yang dituding menyerobot akses jalan warga menepis tuduhan tersebut.

Pengusaha bernama Bambang Khalid menemui wartawan, Senin (29/6). Di hadapan awak media ia menjelaskan posisi dan duduk perkara masalah itu.

"Ada hal yang kontradiktif dari pemberitaan yang ada. Kami sudah lengkapi segala perizinan karena kebutuhan administratif dan persoalan hukum di kemudian hari," ucapnya di hadapan awak media.

Tudingan yang dialamatkan kepada dirinya bukanlah barang baru. 2015 lalu, kasus serupa juga pernah muncul. Namun demikian, setiap kali masalah muncul, pihaknya memilih menyelesaikan dengan jalan persuasif.

Akses jalan yang dituding milik warga olek oknum tertentu di komplek perumahan itu, bebernya, merupakan fasilitas umum (fasum). Karena milik umum, jalan itu tidak boleh ditutup.

Bambang menegaskan, apa yang dilontarkan ini sesuai dengan petunjuk dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) setempat. Lagi pula, jauh sebelum kavlingan tanah diukur, pihaknya bersama warga sudah bertemu sebelumnya.

Dalam pertuan itu, ujarnya, ada kesepakatan jika pihaknya memfasilitasi tempat ibadah. Karena itu, beberapa petak lahan kavlingan disediakan bagi warga perumahan Babakan Asri dan Mega Indah.

Akses jalan yang dituding diserobot, ucapnya, merupakan jalan yang kerap dilalui warga Babakan Asri dan warga perumahan Mega Asri.

Setelah pertemuan dengan warga, belakangan, ada oknum yang menginginkan lahan yang telah disediakan itu hendak dijual. Hanya saja, penjualan terkendala siar berkas kelengkapan hak kepemilikan lahan.

Karena tidak jadi dijual, sambungnya, oknum warga malah meminta kompensasi. Tak tanggung-tanggung, kompensasi ynag diminta sampai Rp 900 juta.

"Ini kan namanya pemerasan. Mana sanggup saya bayar dengan jumlah sebesar itu," tegas Bambang.

Karena masalah ini berbuntut panjang, lanjutnya, oe.erintah kecamatan setempat meminta Lurah Babakan memediasi warga dan pihak pengusaha. Mediasi itu berlangsung 19 Juni lalu.

Kala mediasi, tidak hanya warga dan pengusaha saja yang hadir. Namun dari pihak Satpol PP, TNI, polisi, Bakesbangpol dan sekumlah pihak lainnya juga turut menengahi pertemuan itu.

Kesimpulan pertemuan itu, ujarnya, pihaknya diarahkan agar akses jalan yang ada tidak ditutup. Jalan yang telah ada sebaiknya dibiarkan terkoneksi dengan jalan di lahan yang telah dikavling.

"Kami juga diminta percepat urus IMB. Intinya saat itu kami didukung oleh warga dan pihak-pihak yang hadir," terangnya. (jl)

Mangku Sakti, Legenda Titisan Pertapa Budiman

Mangku Sakti, Legenda Titisan Pertapa Budiman

TITISAN PERTAPA: Air terjun Mangku Sakti dalam tradisi bertutur masyarakat Desa Sajang diyakini sebagai titisan seorang pertapa sakti.
SELONG--Alkisah di masa lalu, hiduplah seorang pertapa budiman di lereng kaki Gunung Rinjani. Kesaktiannya tersohor ke segala penjuru.

Laki-laki dengan kekuatan supranatural luar biasa itu mendermakan hidupnya untuk kebaikan. Ia ringan tangan dan sering membantu masyarakat di sekitarnya.

Dalam keadaan tertentu, bila ada masyarakat yang dihampiri binatang buas. Sosok sakti mandraguna itu akan turun tangan mengulurkan bantuan. Demikian juga ketika ada masyarakat yang diganggu makhluk halus, ia pula yang tangani.

Kecakapannya menangani hal-hal gaib rupanya membuat pria ini dinisbatkan nama Mangku (penjaga, Red). Ia seolah menjadi penjaga bagi masyarakat dari gangguan-gangguan di luar kendali kemampuan masyarakat kala itu.

Kendati memiliki kemampuan luar biasa, dalam kesehariannya, mangku itu hidup bersahaja. Ia menempuh cara hidup paling sederhana.

"Karena kemampuan dan caranya membawa diri inilah Sang Mangku dihormati dan disegani masyarakat," tutur pelaku pariwisata Desa Sajang, Hajrul Fahmi, beberapa waktu lalu.

Tentang kisah mangku ini, jelasnya, masih terus hidup di tengah-tengah masyarakat Desa Sajang, Kecamatan Sembalun Lombok Timur. Folklore itu hingga kini diwariskan turun-temurun.

Legenda ini, jelasnya, bertautan erat dengan nama Air Terjun Mangku Sakti di desa tersebut. Air terjun yang terbentuk dari rangkaian struktur padas ini tidak lain demi mengenang kebaikan sang mangku selama hidupnya.

Dalam tradisi bertutur warga setempat, terang Hajrul, mangku tersebut kerap kali napak tilas di air terjun tersebut. Tak jarang pula ia bertapa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan lamanya.

Sang Mangku menjadikan air terjun ini sebagai tempat menyendiri dan berkontemplasi. Bahkan, dalam tradisi bertutur warga, di air terjun inilah tempat sang mangku mengembuskan nafas terakhirnya.

Sepeninggal sang mangku barulah kemudian air terjun ini ditemukan warga. Tak heran jika bentuk permukaan air terjun ini diyakini menyerupai penjelmaan wajah lelaki budiman tersebut yang sedang tersenyum.

Terlepas dari legenda dan mitos yang membumbui keberadaan air terjun ini, Mangku Sakti punya pesona tersendiri. Air yang dialirkan dari tumpahannya berwarna kebiruan. Konon ini disebabkan karena adanya campuran sulfur.

"Pendapat ini bisa jadi mendekati kebenaran. Karena aliran airnya langsung dari Gunung Rinjani," ucap Hajrul.
Pesona itu ditambah pula susunan curug yang alami. Pada aliran dan dinding air terjun ini dibalut pula bebatuan padas yang kokoh.

Di air terjun ini, pengunjung dapat merasakan deburan tumpahan air sekaligus merendamkan tubuh. Persis di bawah tumpahannya didapati kolam berbentuk sangat unik.

"Kolamnya terbentuk dari bebatuan cadas yang berada di sekitarnya dengan luas sekitar 15 meter persegi. Kedalamannya 2 sampai 4 meter," ucapnya.

Mengingat bentuk dan struktur air terjun ini, wisatawan yang berkunjung tidak hanya bisa menikmati berendam. Wisatawan juga bisa merasakan sensai lompat dari ketinggian.

"Karena bentuk air terjun ini sangat memungkinkan untuk jumping," ucapnya.

Untuk sampai ke lokasi harus berjalan kaki. Dibutuhkan jarak sekitar 4 kilo meter jika dihitung dari tempat parkir kendaraan.

Pengunjung juga harus ekstra hati-hati dikarenakan jalurnya yang curam. Diharapkan juga untuk memperhatikan tanda penunjuk arah yang telah disediakan. Sesampai di lokasi agar berjalan dengan hati-hati lantaran banyak bebatuan yang licin. (jl)

Mahalnya Keindahan di Terjalnya Bukit Anak Dara

Mahalnya Keindahan di Terjalnya Bukit Anak Dara

MAHAL: Keindahan di puncak Bukit Anak Dara sangat mahal sebelum ditebus dengan lelahnya menempuh jalan terjal.
SELONG--Menapaki Bukit Anak Dara barangkali tak sedikit yang akan menyerah. Dari beberapa bukit yang ada di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun Lombok Timur, Anak Dara merupakan bukit dengan trek paling terjal.

Andai menapakinya merupakan sebuah pertaruhan, kegagalan menggelayut begitu dekat. Tentu, lebih-lebih bagi para pendaki pemula. Medan terjal yang disuguhkan membuat para pendaki akan menyerah sebelum sempat merengkuh puncak.

Bayangkan saja, bukit bertopografi berbentuk kerucut ini sejak pintu masuk pendakian sudah menguras tenaga. Dari halaman parkiran kendaraan ini saja, pendaki sudah disajikan trek menanjak. Bukit yang terletak di sisi timur Desa Sembalun ini memang menyakitkan. Bukit yang tidak mudah dinikmati setiap lekuk keindahannya.

Kendati begitu, bukit ini merupakan obyek pendakian wajib yang harus dijajal setiap pendaki. Jika tidak, pendakian di sekitar Sembalun rasanya tidak afdal. Sangatlah merugi bagi para pendaki yang tidak menjajal bukit ini, mengingat di puncaknya, pemandangan terhampar di segala arah.

Di barat ada Rinjani dan cantiknya kotak-kotak sawah Sembalun. Di timur ada laut selat Lombok dan Pulau Sumbawa bersama gugusan pulau-pulaunya. Bonus lain di sisi timur berupa panorama desa-desa sekitar Sambelia dan gilinya (Lawang dan Sulat).

Belum lagi di sisi utara, ada Bukit Pergasingan yang tersohor. Sementara di selatan ada bukit Nanggi yang anggun. Sepertinya hanya bukit ini yang mampu menyajikan pemandangan seperti itu.
Untuk sampai ke puncak, pendaki dihadapkan oleh 3 cobaan. Pertama, di pos 1 para pendaki dihadapkan dengan terjalnya trek hutan. Pada bagian ini pendaki melakukan pemanasan. Praktis di tahapan ini tubuh pendaki dalam proses penyesuaian diri.

Biasanya cobaan tahap awal ini mengundang rasa mual. Pendaki bahkan ingin muntah. Tak jarang pula ingin buang air besar. Hanya saja setelah melewati terjalnya hutan, tubuh mulai beradaptasi dengan keadaan.

Cobaan berikutnya terhampar saat hendak menapaki jalur menuju pos 2. Lintasan nan panjang dan terjal sudah mengadang di depan. Betapa tidak, beberapa pendaki akan mengira pos 2 adalah puncak bukit Anak Dara. Nyatanya, harapan pendaki pupus saat mengetahui ujung trek terjal itu adalah pos 2.

Ketiga, trek menuju puncak. Kelihatannya, menuju puncak hanya ada 1 tanjakan. Nyatanya ada 3 tanjakan yang harus dilalui. Serangkaian aral itu rupanya tantangan yang harus ditaklukan para pendaki.

Setelah merengkuh puncak, pendaki disajikan pemandangan luar biasa. Tidak saja melihat Desa Sembalun dari segala arah, tapi juga bisa menyesap sensasi lainnya. Yaitu sunrise dan sunset.
Hanya saja sejak pandemi virus corona mulai merebak, pendakian ke bukit ini serta bukit-bukit yang lain ditutup. Jangan kan ke bukit-bukit tersebut, bahkan akses pendakian ke Gunung Rinjani pun juga diblokir.

Akibat jarangnya pendaki menjajl bukit ini, ilalang tumbuh subur di sekitar puncak. Kondisi ini cukup mengganggu pemandangan. Belum lagi ketika ilalang di pagi hari dalam kondisi basah karena embun. Pendaki yang hendak menikmati sunrise cukup terganggu.

Dengan kondisi seperti itu, aktivis pencinta alam asal Sembalun, Rijal Sembapala mengatakan, bagi pendaki yang menjajal bukit ini hendaknya membantu pendaki lain yang akan datang berikutnya. Pendaki yang sampai ke puncak sebaiknya meratakan ilalang-ilalang tersebut.

"Setidaknya dengan meratakan ilalang itu bisa dijadikan alas saat membangun tenda. Alas ilalang ini terasa hangat, lebih-lebih saat kering," ucapnya.

Kepada pengelola pendakian bukit ini, Rijal menyarankan agar membuat spot tempat menikmati sunset dan sunrise. Varanya dengan memangkas ilalang di sebelah timur dan barat.

Bukit Anak Dara adalah salah satu bukit legal untuk didaki. Sesuai peraturan pemerintah, arif tiket berdasarkan dengan aturan yang ada yaitu Rp 10 ribu per hari. Sementara bagi pelajar diberi keringanan yakni Rp 5 ribu dengan syarat minimal 5 orang.
"Maksudnya jika rombongan teman-teman 5 orang dan semua pelajar, maka harga tiket hanya 5.000 per hari tapi jika kurang dari 5 orang maka akan berlaku tarif normal. Karena itu, jangan lupa untuk membawa kartu pelajar untuk ditunjukkan," ucapnya.

Kendati jalur pendakian ini terjal, masih ada kemudahan yang bisa ditemui pendaki. Sebelum mendaki, di kaki bukit sudah ada kios sederhana yang menyediakan logistik untuk pendakian. Keberadaan kios ini terasa membantu terutama bagi para pendaki yang tidak membawa perbekalan.

Agar pendakian Bukit Anak Dara tetap bersih dan bebas sampah, Rijal mengingatkan para pendaki membawa sampah mereka turun. Jangan sampai pendakian para pengunjung justru membawa kekumuhan terhadap bukit ini.


" Sampah ini cukup mengganggu karena pendaki lain jijik memungutnya. Larangan untuk membawa tisu basah sepertinya aturan yang harus dan wajib untuk menjaga kelestarian bukit ini," tegasnya. (jl)

Sunday, June 28, 2020

Pandemi Corona Ajarkan Umat Manusia Perteguh Toleransi

Pandemi Corona Ajarkan Umat Manusia Perteguh Toleransi

FOTO BERSAMA: Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah saat foto bersama dengan umat Hindu di Makam Loang Baloq, Mataram.
MATARAM--Wabah virus corona yang merangsek di NTB sejak Maret 2020 lalu menjadi pelajaran penting semua elemen di daerah ini. Kehadiran wabah itu menegaskan makna pentingnya bahu membahu sesama umat manusia.

Lontaran itulah yang disampaikan Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah saat menghadiri acara persembahyangan umat Hindu. Persembahyangan itu dilaksanakan di Makam Loang Baloq, Kota Mataram, Minggu (28/6).

Umat Hindu menghajatkan persembahyangan ini sebagai bentuk doa bersama. Doa itu diniatkan untuk membersihkan bumi dan semua isinya dariwabah dan bencana yang terjadi selama ini.

"Pandemi virus corona ini mengajarkan kita meneguhkan toleransi umat beragama. Karena selama masa pandemi, kita saling bahu membahu dan menolong tanpa melihat status dan latar belakang," ucapnya.

Sikap tolong menolong tersebut, lanjutnya, menjadi modal besar bisa keluar dari kepungan wabah tersebut. Terlebih serangan wabah ini tak pernah pandang bulu terhadap siapa yang akan dijangkiti.


Lewat persembahyangan itu, Zulkieflimansyah berharap agar semua elemen di daerah ini saling menguatkan. Upaya itu bisa dilakukan melalui doa yang dipanjatkan sesuai keyakinan masing-masing.

Kepada umat Hindu, Zulkieflimansyah menitip doa. Keberadaan pandemi ini diharap segera enyah dari bumi NTB dan seluruh negeri.

Tak hanya mengungkapkan pentingnya toleransi. Ia juga memaparkan posisi NTB dalam penanganan virus corona. Daerah ini disebutnya telah berada pada jalur yang tepat.

Saat ini, tegasnya, tersisa dua daerah saja yang masih sebagai zona merah persebaran virus corona. Yaitu, Kota Mataram dan Lombok Barat. Sementara daerahai. Status ya sudah menurut menjadi orange dan kuning.

"Beberapa yang lain sudah kembali hijau," ucapnya.

Kendati telah menunjukkan tren positif, Zulkieflimansyah mengingatkan agar warga tidak lengah. Kewaspadaan terhadap potensi paparan virus ini harus tetap ditingkatkan.

Sikap ini disebutnya penting jika tidak ingin virus ini kembali datang dan merajalela. Karena itu, protokol standar kesehatan dalam penanganan virus ini harus tetap dijalankan. (jl)

Tibu Sendalem, Air Terjun di Belantara Hutan Sesaot

Tibu Sendalem, Air Terjun di Belantara Hutan Sesaot

SEGAR: Air yang mengalir pada aliran Air Terjun Ribu Sendalem terasa sangat segar.
GERUNG--Menyusuri hutan belantara Sesaot, Kecamatan Narmada Lombok Barat tidak ada ruginya. Di kedalaman hutan ini menyimpan aneka keindahan yang menakjubkan.

Salah satu keindahan yang didapati pengunjung adalah Air Terjun Tibu Sendalem. Air terjun ini merupakan satu dari beberapa air terjun yang ada di dalam kawasan hutan ini.

Untuk bisa sampai di air terjun ini, pengunjung menempuh perjalanan sekitar 5 kilometer. Akses masuk menuju lokasi yakni melewati pemandian Bunut Ngengkang menuju Kentong yang berada di Hutan Kawasan Masyarakat (HKM).

Sepanjang perjalanan ke lokasi, nyanyian satwa di dalam hutan seolah mengiringi setiap tapakan yang dijejali. Merdu suara burung dari berbagai jenis sahut menyahut bergantian. Belum lagi ditimpali suara monyet-monyet yang sesekali menampakan diri dan bergelantungan di pohon.

Kendati menempuh perjalanan cukup panjang, pengunjung tidak perlu khawatir akan kepanasan. Rimbunnya dedaunan di dalam hutan ini terasa cukup membantu agar tak cepat dehidrasi dan tersengat sinar matahari.
Bonus seperti kicau burung dan aneka satwa lainnya, belum cukup. Sepanjang perjalanan pula, Indra penciuman pengunjung disuguhkan aroma tanah basah khas hutan. Tentu, ini ditimpali dengan pandangan hijau nan segar.

Setiba di lokasi air terjun dengan ketinggian sekitar 5-6 meter ini, lelah selama perjalanan seolah impas. Kesegaran air terjun Tibu Sendalem dan panorama yang disajikan bakal menjadi suguhan yang tak jemu dijamah mata.

"Airnya sangat segar dan alami. Lelah sepanjang jalan terbayar lunas," ucap pengunjung asal Ampenan, Kota Mataram, bernama Rudy, Minggu (28/6).

Sembari meluapkan kegembiraannya, Rudy mengaku senang bisa berkunjung ke air terjun ini. Alasannya, ia ingin merasakan segarnya suasana hutan di sekitar air terjun.

"Saya ke sini untuk mandi dan berswafoto, karena banyak teman-teman kesini untuk mengabadikan moment untuk berfoto dengan latar belakang air terjun," imbuhnya.

Tibu Sendalem, jelasnya, merupakan air terjun yang belum banyak diketahui khlayak. Tak heran jika kawasan sekitar air terjun ini bisa dibilang masih perawan.
Kendati menyuguhkan pemandangan indah, pengunjung hendaknya tetap awas dan berhati-hati. Aliran air terjun ini cukup deras. Sebaiknya jangan pula berkunjung saat musim hujan. Debit air terjun ini akan berlipat-lipat banyaknya dan mengandung potensi bahaya.

Daya tarik lain dari Tibu Sendalem ini adalah adanya kolam hasil tumpahan air terjun tersebut. Kolam ya g tercipta kurang lebih berukuran 400 meter persegi. Kedalamannya sekitar 1,5 meter sampai 2 meter.

Sayangnya air terjun yang masuk di tengah kawasan KPH Rinjani Barat Sesaot ini belum dikelola pemerintah maupun pihak desa. Praktis, untuk mendapatkan sensasi keindahannya, pengunjung harus sedikit bekerja keras dan lelah. (jl)

Saturday, June 27, 2020

Semua Aktivitas Pariwisata di Lobar Dibuka

Semua Aktivitas Pariwisata di Lobar Dibuka

DISKUSI: Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Ahkam (rambut putih) saat berdiskusi dan menerima masukan terkait pariwisata dari berbagai pihak.
GERUNG--Setelah empat bulan vakum, aktivitas pariwisata di Lombok Barat akhirnya dibuka. Aktivitas pariwisata sudah diizinkan beroperasi terhitung 23 Juni 2020.

"Semuanya sudah beroperasi, kecuali untuk spa, room karaoke dan gym," ungkap kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Ahkam, Sabtu (27/6).

Aktivitas pariwisata, jelasnya meliputi usaha jasa pariwisata dan faktor pendukungnya. Langkah ini diambil setelah sebelumnya dimatisurikan pandemi virus corona.

Aktivitas perhotelan misalnya. Sektor ini sebelumnya tidak diizinkan beroperasi. Belakangan aktivitas tersebut sudah dibolehkan dan bahkan aktivitas penyelenggaraan MICE pun tidak ada larangan.

Saat ini, terangnya, semua obyek wisata sudah bisa dibuka. Seiring itu, masyarakat juga dibolehkan berkunjung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan virus corona.

Langkah berani yang diambil pihaknya berangkat dari keperihatinan di sektor yang digawangi ya. Setiap kali bertemu dengan para pengusaha sektor pariwisata seperti hotel, restoran dan yang lainnya selalu mengeluhkan hal serupa.

Di lain sisi, akibat mati dirinya aktivitas pariwisata berdampak serius terhadap pendapatan daerah. Dengan dibukanya obyek-obyek wisata diharapakan bisa memulihkan kondisi pendapatan.

"Bukan semata karena prihatin. Sebelumnya juga sudah saya temui para pelaku pariwisata dan akademisi serta pihak-pihak yang kompeten. Dari serangkaian pertemuan itu kesimpulannya sektor pariwisata harus beroperasi," jelasnya.

Dengan kembali aktifnya sektor ini, harapnya, para pekerja dan karyawan yang sebelumnya dirumahkan setidaknya bisa bekerja kembali. Dengan demikian, roda ekonomi masyarakat kembali menggeliat. (jl)

NU dan Pilkada Pasti Bisa

NU dan Pilkada Pasti Bisa

Oleh Suaeb Qury
KITA tidak boleh lari dari fakta politik, apalagi itu pesta demokrasi yang momentunya memilih pemimpin di daerah. Siapa yang lemah dan tidak mengambil ruang itu, pasti akan ditinggal lima tahun kedepan. Dan tidak ada yang salah dari kesekian banyak cara untuk melibatkan kekuatan besar yang bernama Nahdlatul Ulama (NU), jika itu pada koridor yang dibenarkan secara berjamaah (kolektif) untuk sebuah cita-cita bersama dengan tujuan bersama membangun keumatan dan membangun NU secara internal.

Sebab kekuatan NU sebagai organisasi yang memegang janji para ulama, yakni kembali ke khittah, tentu pada prinsipnya adalah menjaga marwah organisasi dan tidak politik praktis.  Apa yang menjadi peta jalan bagi generasi NU adalah membangun jami’yah dengan prinsip dan ciri, yaitu tetap melestarikan cara ibadah (amaliyah), penguatan gerakan kelembagaan (harokah), membangun cara berpikir (fiqroh) serta tetap dalam satu semangat dan nafas (ghiroh) menjaga tradisi kebesaran dan membesarkan NU. Panduan dasar bagi generasi NU sudah jelas untuk bergerak. Bukan lagi berbicara pada tataran, siapa yang memperalat NU dan menjadikan NU sebagai alat politik.

Sudah saatnya, qhiroh an-nahdiyah sejatinya dimanifestasikan pada spektrum yang lebih praktis. Dan inilah saatnya dan ruang itu dipraktikkan pada pesta demokrasi lokal (pilkada), yang dilaksanakan pada bulan 9 Desember 2020 di 7 kabupaten Kota di Nusa Tenggara Barat (NTB). Suatu kebanggan juga, kesemptan bisa tampil berkontestasi bagi kader-kader terbaik NU di 7 kabupaten dan kota di pilkada nanti.

Pilkada ini adalah cermin dari kemampuan dan kesiapan infrastruktur politik kader dan organisasi yang membesarkan mereka, sebut saja di Kabupaten Sumbawa Barat ada calon pertahanan H. Musyafiri,  begitu juga di Kabupaten Sumbawa ada Wakil Bupati (H. Mahmud Abdullah), Kabupaten Dompu ada H.  Syaifurahman, dan di Lombok Tengah ada Wakil Bupati Bajang Hul (H. L. Pathul Bahri-Nursiah) serta paket Masrun-Aksar yang semuanya ini adalah kader terbaik NU. Kita doakan yang terbaikan untuk kader-kader NU NTB, yang maju di kontestasi politik nanti.

Apa yang kita dilihat hari ini dengan munculnya para kader terbaik NU untuk ikut menjadi khodamnya rakyatnya di 7 kabupten dan kota di NTB. Bukan ujuk-ujuk atas keinginan pribadi atau keluarga. Melainkan dari kuatnya kapasitas personal tak kita ragukan lagi. Ia sudah teruji diberbagai medan dan diyakini bisa menjadi pilihan terbaik bagi rakyat serta lebih khusus lagi warga NU di NTB.

Dan inilah sesungguhnya, apa yang biasa disebut oleh para ulama yakni "Tasaruful al imam al raiyah manuntum bil maslah" adalah berpijak dari prilaku kepemimpinan apa yang sudah dan akan dilakukan semuanya bertujuan untuk kemaslahatan umat.  Siapa diantara para kader NU itu?,Tentu yang sedang dan sudah berbuat yang terbaik untuk umat dan warga NU. 

Disinilah para kader-kader NU berproses dan diuji kematangan bersikap dalam mengambil sebuah pilihan yang terbaik dari yang terbaik. Mengapa mesti memilih yang terbaik dari yang baik dan itulah yang biasanya diambil dari sebuah keputasan dalam berjamaah ala an -nahdiyah. Dan harus diakui dalam berjamaah tidak ada otoritas tunggal yang bisa memutuskan suatu sikap politik atau sikap ke-umatan.

Dan patut dijadikan referensi apa yang dilakukan oleh almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat beliau bersafari kepada kyai-kyai khos dan meminta restu kyai langitan terkait dengan penyelamatan bangsa dan siapa pemimpin negara ini. Disitulah makna dan hakikat sejati dari musyawarah. Para kiyai langitan yang memberikan isyarat bahwa Gus Dur bisa menjadi Presiden Republik Indonesia. Dan bukti sejarah itu, tertulis dalam riwat hidup para kyai dan juga tertulis dalam lembar sejarah ke-negaraan bahwa Gus Dur adalah Presiden RI keempat di negeri ini.

Dalam konteks pilkada hari ini, jamiyah Nadlatul Ulama harus ambil bagian itu dan memenangkan pilihan secara berjamaah. Ini merupakan bagian dari aktivitas politik berjamaah untuk kepentingan yang lebih besar. Dan belajar dari cara terbaik yang, apa yang dilakukan oleh mendiang Gus Dur adalah bagian dari pilihan politik ke-umatan yang berlandaskan pada kaidah dan norma dalam organisasi yang disebutkan dalam bahasa hokum, Lex specialis derogat legi generali. Artinya asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum.

Mungkin saja bisa, bila tarik diruang politik. Bahwa NU hadir sebagai jawaban atas kebiasaan yang tidak biasa mendukung secara organisasi, akan tetapi politik kehadiran yang disebut dengan berjamaah itulah menjadi khusus. Dan pemikiran ini, bisa  saja salah dalam penempatannya. Sebagai sebuah solusi dengan harapan menyelamatkan keadaan dan kader NU dalam berkontestasi.

Tidak ada benda mati yang tidak bisa digerakkan oleh sebuah kekuatan yang teroganisasi dengan baik, begitu juga dengan suara dan pilihan yang terorganisir dengan baik akan menghasilkan pemimpin dan organisasi pemerintah yang baik pula. Semoga momentum pesta demokrasi yang dipahami oleh masyarakat umum sebagai pesta demokrasi lima tahun sekali ini sebagai uji kekuatan yang terorganisir dengan baik dan bersama untuk sebuah kemenangan jamiyah NU di 7 kabupaten Kota. Penulis mendoakan agar kader-kader terbaik NU NTB, yang nantinya maju dalam kontestasi politik pemilihan kepala daerah di awal Desember 2020 nanti diberikan keafiatan dan tentu juga kemenangan sebagai pemimpin (kepala daerah). Wassalam.

*Penulis adalah  Ketua LTN-NU NTB.

Tradisi Politik Terlalu Maskulin, Loteng Butuh Perempuan

Tradisi Politik Terlalu Maskulin, Loteng Butuh Perempuan

BERFOSE: Bacabup Loteng, Hj Lale Prayatni (jilbab merah) diapit ketua Hanura Loteng dan Inaq Saodah.
PRAYA--Sepanjang perjalanan politik Pilkada Lombok Tengah (Loteng), tak sekalipun pernah dipimpin perempuan. Narasi politik daerah ini tidak berlebihan dianggap terlalu maskulin.

"Atas dasar itulah kenapa saya bertekad maju dalam gelanggang politik daerah ini," ucap Bakal Calon Bupati Loteng, Hj. Lale Prayatni kepada awak media, Sabtu (27/6).

Figur yang kini menjabat sebagai Asisten II di Pemkab Lombok Barat ini menegaskan, keinginannya maju tidak lain karena kondisi anatomi politik sosial masyarakatnya. Kaum perempuan saat ini telah banyak yang memilki kemampuan sejejar dengan laki-laki.

Lale lantas menunjuk sejumlah fakta terkait hadirny kaum perempuan dalam kancah politik daerah. Ia menunjuk beberapa tokoh perempuan yang kini duduk di jabatan politik.

Sebut saja seperti wakil gubernur dan ketua DPRD NTB. Begitu juga dengan wakil bupati dan ketua DPRD Lombok Barat. Sementara di Pulau Sumbawa, ada Bupati Bima yang berasal dari kaum hawa.

Bukan hanya alasan itu, Lale Prayatni juga mengaku prihatin dengan kondisi daerah kelahiranny. Kedepan, Loteng di bawah kepemimpinannya dipastikan akan lebih maju dan memberikan ruang signifikan bagi perempuan.

Terhadap keinginan Lale Prayatni menjajal Pilkada Loteng, aktivis perempuan sekaligus pegiat media sosial, Inaq Saodah mengatakan, dirinya memastikan diri berada di barisan Lale. Sosok ini diyakini bisa membawa perubahan bagi daerah bermotto Tatas Tuhu Trasna tersebut.

Kehadiran Lale dalam kancah politik terangnya, tidak lepas dari garis keturunan Lale. Kakeknya merupakan Bupati pertama Loteng yakni Lalu Srinate Wire Said. Darah politik ini kemudian mengalir kepada sang ibu yang akrab dinamakan Lale Kuning.

"Lale Kuning ini adalah ibu dari Bu Lale. Ia pernah menjadi wakil rakyat dari kabupaten, provinsi hingga di pusat," ucapnya.

Inaq Saodah bertekad akan membantu Lale dalam pilkada nanti. Kehadiran dirinya membantu sosok ini agar ada perubahan cara pikir politik di Loteng.

Di tempat sama, Ketua Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Loteng, Fihiruddin mengatakan, kehadirannya di kediaman Lale tidak lebih saling jajaki. Terlebih saat partainya juga sedang saling jajaki pula dengan calon lain.

"Paket yang juga sedang kita saling jajaki yakni, Dwi-Normal. Tapi sejauh ini semuanya berproses," ungkapnya.

Namun demikian, potensi Lale untuk bisa mengendarai partainya bukan barang mustahil. Bisa jadi partai besutan Wiranto itu akan ditumpangi oleh Lale. (jl)

Friday, June 26, 2020

Marwah NU Jangan Dikotori Politik

Marwah NU Jangan Dikotori Politik

Dr. Jumarin Umar Maye
PRAYA--Perhelatan Pilkada serentak di Indonesia sudah semakin dekat. Dalam gawe demokrasi ini, tidak sedikit yang memanfaatkan dukungan organisasi kemasyarakatan (ormas) demi meraih simpati.

Di Lombok Tengah misalnya. Salah satu bakal pasangan calon mencatut nama ormas Nahdlatul Ulama (NU) demi meraih dukungan. Tak tanggung-tanggung, Pengurus Cabang NU setempat melabuhkan dukungan kepada salah satu bakal calon.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU NTB, Dr Jumarim Umar Maye menyayangkan aksi dukungan tersebut. Terlebih saat memberikan dukungan, PCNU Loteng mengundang pengurus kecamatan seraya membubuhkan stempel.

“PCNU itu bukan partai politik, karena itu saya sebagai pengurus di PWNU menyayangkan tindakan PCNU Loteng yang mendahului tindakan partai politik mendukung salah satu bakal pasangan calon,” sesalnya, Sabtu (26/6).

Sejak kembali ke khittah, kata Jumarin, Nahdlatul Ulama telah mengambil jalan politik kebangsaan, politik keumatan dan politik kerakyatakan. NU tidak m ngambil politik praktis yang berorientasi kekuasaan.

Karena itu, sebagai warga negara, warga Nahdliyyin disebutnya berhak berpolitik secara perseorangan. Sementara NU sebagai lembaga atau organisasi, harus steril dari politik semacam itu.

“Silakan semua kader terbaik NU maju di pilkada dan berjuang memenuhi syarat dan ketentuan di KPU tapi jangan memperalat lembaga seperti PCNU dan PWNU untuk mendapatkan dukungan," sambungnya.

Tindakan PCNU Lombok Tengah yang mendukung salah satu bakal pasangan calon disebutnya belum ada surat keputusan dari partai politik pendukung. Selain itu, tidak ada juga pengesahan oleh KPU.

Dalam kondisi seperti ini, jelasnya, sama saja dengan memperalat NU untuk kepentingan politik paslon bersangkutan.

“Jika salah satu paslonnya adalah pengurus inti NU dan ikut menandatangani surat dukungan pada dirinya sendiri atas nama PCNU, itu berarti telah menjegal dan atau menutup peluang calon dari kader NU lainnya dan sangat tidak baik bagi perjalanan NU kedepan,” jelasnya.

Jumarim juga menyayangkan surat undangan rapat PCNU Loteng yang menghasilkan kesepakatan bersama PCNU Loteng tersebut telah mencatut nama Rois Syuriah PWNU NTB, TGH L Turmudzi Badaruddin. Nama tokoh tersebut digunaka  untuk menghadirkan pengurus MWC NU dan ketua berikut sekretaris badan Otonom NU di bawah PCNU Lombok Tengah.

Tak kalah anehnya, semua pengurus yang diundang tidak boleh diwakili. Mereka harus bawa stempel dan diimbau tidak menyebarluaskan undangan tersebut.

“Kami lihat di daftar pemberi dukungan, tokoh pertamanya disebutkan Pengasuh Ponpes Qamarul Huda dengan jabatannya Rais Syuriah PWNU NTB  TGH LM Turmuzi Badaruddin, ditandatangani dan distempel pakai ponpes Qamarul Huda,” imbuhnya.

Karena peristiwa ini, Dr Jumarim mengajak semua pengurus NU baik di PWNU, PCNU, MWC NU hingga ranting tetap pada politik kebangsaan. Semua pengurus harus menjaga marwah NU dan mengayomi semua jamaah tanpa terkecuali.

“Kita dorong semua kader Nahdliyyin berkiprah di politik, ekonomi dan lain-lain. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berikhtiar bahkan menjadi pemimpin di daerahnya sendiri tapi jangan sampai lembaganya ikut berpolitik, dukung semuanya agar mereka merasa terayomi oleh organisasu ini,” tegasnya. (jl)

"Tiang Panoang", Sisi Romantika Klasik Perempuan Petani Sasak

"Tiang Panoang", Sisi Romantika Klasik Perempuan Petani Sasak

Oleh: Dr. Jamiluddin M.Pd
The sun rises in the east. Sebuah Maha Karya yang mempesona. Ditakdirkan menjadi penanda agar kelelawar si petualang malam pulang ke peraduan.  Semakin menjadi wow, ketika penanda tersebut diikuti gugusan nebula tipis yang melayang rendah. Menjauh rapi dituntun hembusan bayu.  Seolah bermurah hati memberi bentang  biru leluasa mempertontonkan indahnya. Suasana cerah membiru sesekali mengundang kenari, kutilang, dan burung-burung kecil bernyanyi merdu. Bangau putih pun satu persatu mulai tergoda mendarat sempurna di pematang sawah yang mulai menghijau. Serangga dan beberapa ekor kodok tak kalah kreatif. Mereka kompak mengisi peran masing-masing. Dewi Sri semakin memperteduh alam pagi persawahan. Seolah menyemangati kerja tiada henti para petani. Sungguh merupakan ayat-ayat kauniyah Alloh Ta’ala yang menyajikan menu-menu hikmah bagi hamba-Nya yang berpikir. Hal yang demikian dinyatakan dalam QS. Al-Baqarah Ayat 164: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, segala bentuk yang diturunkan oleh  Alloh dari langit, termasuk air yang dengannya dihidupkannya bumi setelah mengalami kekeringan, penciptaan dan penyebaran segala jenis hewan di bumi, hembusan angin maupun awan yang dikendalikan di antara langit dan bumi, merupakan sesuatu yang di dalamnya tedapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Alloh bagi orang yang berpikir.

Penggambaran suasana alam persawahan klasik yang indah di atas, bak sayur yang terasa hambar. Mesti dibubuhi garam dengan adukan yang merata. kata Franky Sahilatua, “Adalah “lenggang lenggok gadis kebaya yang patut dihadirkan untuk mencukupkan cita rasa hingga lezat berasa. Penulis sama-sekali tak berdebat soal tawaran bang Franky, karena artikel ini pun sesungguhnya focus membedah soal-soal yang senada, yaitu: kisah klasik romantika klasik perempuan petani Sasak.

Para perempuan petani Sasak patuh menjalani ritual kebaktiannya dalam keluaga. Selain mengurus rumah, merawat bije-jari (putera-puteri), perempuan Sasak pun menumbuhkan dan merawat hubungan asmara dengan pasangan mereka. Uniknya, para perempuan Sasak merawat hubungan asmara dengan sangat sederhana. Tidak hanya berusaha tampil menarik, tetapi sebagai sebini’an (isteri), perempuan Sasak selalu turut serta ke sawah atau ladang mensupport pasangan, terutama dalam mengolah sawah. Ada yang khas dalam kesertaan perempuan Sasak membantu pasangan mereka. Umumnya perempuan Sasak berangkat ke sawah atau ladang  beberapa jam setelah keberangkatan suami-suami mereka. Ketika suami-suami mereka berangkat lebih awal, Perempuan Sasak melepas dengan ungkapan yang sudah mentradisi. Ungkapan tersebut adalah: “ Kakak, silak plinggih Pano juluan, bareh Tiang Panoang.” (silahkan kakak ke sawah duluan, nanti saya susul).

Ungkapan perempuan Sasak di atas seolah memiliki energy spiritual-magic yang kuat. Setiap kali diungkapkan, senyum semringah suami-suami mereka memancar penuh hasrat. Langkah-langkah kaki menjadi tegap dan sigap. Otot-otot lengan mereka pun tiada mengenal linu mengendalikan energy yang tersalur ke tangan dan perangkat kerja bertani, seperti cangkul, parang dan sabit. What behind that expression?

Pertanyaan “ada apa di balik ungkapan Tiang Panoang” tersebut, menuntun penulis berpetualang menelusur setiap kemungkinan yang dapat memberikan kepastian. Dengan upaya yang tidak main-main, penulis akhirnya menemukan beberapa isyarat berupa informasi pengguna kata yang berkaitan dengan  frase “Tiang Panoang”. Misalnya saja: Pertama, penulis menemukan kata Pano atau Vano di kalangan bangsa Skandinavia dam Portugis, Kedua, kata van dalam istilah teknologi outomotive. Ketiga, kata mano dan pano dalam Bahasa Sanskerta, dan Keempat, kata “mappano” pada istilah adat masyarakat Bulisu Kecamatan Batulappa Sulawesi.

Penulis mengambil kata-kata dari pelbagai pengguna di atas karena frasa “ Tiang Panoang”  memiliki variasi dalam Bahasa Sasak. Variasi-variasi tersebut antara lain: Pano-Panoang dan Mano-Manoang. Kedua variasi ini kerap kali digunakan oleh pengguna Bahasa Sasak, khususnya di kalangan keluarga petani tempo dulu, bahkan di beberapa dusun, masih terdengar sampai sekarang, walaupun sudah sangat jarang.

Kata “pano” dalam Bahasa Portugis searti dengan kain dalam Bahasa Indonesia. Sementara dalam Bahasa Sasak semakna dengan kereng, lempot, bendang, atau dodot. Secara umum, kereng, lempot, bendang, atau dodot, dapat disebut pakaian, atau dalam Bahasa Sasak disebut dengan frasa “kereng kelambi”. Dapat dipastikan. “kereng kelambi” yang dimaksud adalah pakaian adat Sasak, yaitu Lambung dan dodot.

Dalam Bahasa Skandinavia “pano” berarti suatu tempat subur yang disekitarnya terdapat alian air yang jernh. Dapat pula dimaknai bahwa yang dimaksud dengan “pano” dalam Bahasa Skandinavia adalah areal persawahan dengan ketersediaan sumber mata air hingga menjadi gembur dan subur.  Sementara itu, “van” dalam dunia teknologi automotive diartikan sebagai sebuah kendaraan bermesin dengan empat roda, body berbentuk kotak, dan berukuran lebih besar dengan fungsi utama mengangkut barang dan penumpang di pedesaan. Dalam hal ini, “vano” masih berkenaan dengan pedesaan yang tentu didominasi oleh areal persawahan.

Bedasarkan tiga makna kata “pano” di atas, dapat diyakini bahwa “panoang”  dalam Bahasa Sasak berarti perempuan Sasak yang pergi ke sawah, kebun, atau ladang dengan mengenakan pakaian adat Lambung, yang bila jarak tempuh cukup jauh, perempuan Sasak itu menumpangi Cikar (alat transfortasi tadisional sasak). Biasanya, perempuan ber-Lambung, tampil cantik dan memikat. Adalah wajar bila para petani yang mendengar istrinya mengungkapkan frasa “Tiang Panoang”, dipastikan akan berubah menjadi lebih bergairah dan bersemangat berangkat bekerja ke   sawah, kebun, atau ladang.

Sementara itu kata “mano” dalam Bahasa Sanskerta bermakna rotan. Dalam konteks Bahasa Sasak makna kata ini dipahami sebagai segala bentuk peralatan rumah tangga yang terbuat dari rotan, seperti bakul, piring, dan alat saji linnya. Dengan demikian maka, “panoang” selain bermakna sebagaimana uraian sebelumnya, juga berarti perempuan berdandan Lambung menuju sawah, kebun, atau ladang dengan membawa sesuatu menggunakan alat yang terbuat dari rotan.

Dalam tradisi masyarakat Bulisu Kecamatan Batulappa Sulawesi kata “pano/panoang” sangat mirip dengan ritual mappano. Pada jurnal “Maiyyah” volume II bulan Januari 2018, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Marni dalam penelitiannya tentang “ Nilai Budaya Mappano Dalam Pelaksanaan Aqiqah Masyarakat Bulisu Kecamatan Bayulappa”, menjelaskan bahwa mappano  adalah sebuah ritual yang diselenggarakan oleh msyarakat Bulisu Kecamatan Batulappa Sulawesi setelah pelaksanaan aqiqah dan atau tasyakkuran lainnya dengan membawa bulosaji (sajian) makanan beraneka-rupa yang terbuat dari bahan makanan pokok setempat ke sungai setelah dibacakan mantra oleh dukun (sanro) sebagai persembahan kepada “ruh” dan kekuatan ghaib lainnya.

Ada kemungkinan tradisi “mappano” masyarakat Bulisu Kecamatan Batulappa Sulawesi pernah dibawa ke Lombok oleh orang-orang Sulawesi yang terkenal sebagai pelaut ulung dengan kapal-kapal bercadiknya. Tidak menutup kemungkinan pula, tradisi ini dibawa oleh lasykar Kesultanan Gowa-Talo yang singgah di Lombok ketika bertugas meronda laut untuk mengawasi pelayaran dagang VOC dari Maluku ke Batavia. Orang-orang Sulawesi yang singgah di Lombok tentu melewati proses akulturasi atau pun asimilasi sehingga transformasi tradisi “mappano” ke masyarakat Lombok pun tak dapat dielakkan. Namun demikian, dalam suatu akulturasi, sebuah budaya dan tradisi tidak mungkin secara total mendapat penerimaan. Dipastikan ada yang disesuaikan. Seperti tradisi “mappano” tidak be hundred percent sama implementasinya pada masyarakat Sasak. Akulturasi “mappano” lebih ke model “salad bowl” ketimbang “melting pot”.

“Mappano” dalam wujud tradisi masyarakat Sasak yang disebut “panoang atau pano” berarti cara perempuan Sasak menunjukkan perhatian kepada suami-suami mereka dengan: 1). Tetap merawat penampilan diri, baik dengan kebersihan badan dan kepatutan dalam berpakaian. 2). Rajin mengurus suami yang bekerja keras mengolah sawah, kebun, atau ladang dengan membawakan makanan dan minuman sesuai selera suami-suami mereka. Tidak sekedar itu, tetapi menemani suami menikmati sajian makanan dan minuman di alam sawah yang indah. 3. Tetap sabar dan berusaha selalu ada untuk suami-suami mereka.

Dari sisi romantisme, ikhtiyar perempuan Sasak klasik melaksanakan tradisi panoang atau pano, menunjukkan bahwa perempuan Sasak klasik adalah mahkluk seksi yang tak kan menyerah mencari dan merawat cinta. Perempuan Sasak klasik  adalah pemburu cinta (love hunter). Dan tatkala cinta itu dimiliki, maka perempuan Sasak klasik akan memperjuangkan lebih dari selamanya. Pantas saja, suami-suami mereka tak mampu membagi “cintanya” untuk perempuan-perempuan lain. Buktinya, angka perceraian pada kehidupan orang-orang Sasak tempo dulu nyaris nol percent.  Kisah kutural ini tidak berarti hanya memberi pengakuan terhadap kepiawaian perempuan Sasak klasik memperjuangan cintanya, tetapi sekaligus mendeskripsikan keberterimaan dan kearifan kaum laki Sasak klasik menghargai perjuangan cinta istri mereka.  Wallohu ‘alamu.

*Sekretaris Lajnah Kaderisasi PBNW. Dosen IAIH NW Pancor dan Tenaga pendidik Di SMA NW Pancor

Dikukuhkan, GPAN Komit Jadi Mitra Pemkab Lobar

Dikukuhkan, GPAN Komit Jadi Mitra Pemkab Lobar

PENGUKUHAN: Sekda Lombok Barat, H Baehaqi memberi sambutan selepas pengukuhan GPAN setempat.
GERUNG--Pengurus Gerakan Peduli Anti Narkoba (GPAN) Kabupaten Lombok Barat resmi telah dikukuhkan. Seremoni pengukuhan dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Barat, Jumat (26/6).

Sekda Lombok Barat, H Baehaqi mengemukakan, dalam rangka merayakan Hari Anti Narkoba Internasional, seluruh pengurus GPAN yang baru saja dilantik hendaknya betul-betul menjadi mitra Pemkab Lombok Barat. Kedepan GPAN harus membantu melaksanakan kebijakan pemerintah.

Kebijakan itu, jelasnya, terutam dalam pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Seluruh pengurus organisasi ini juga hendaknya memberdayakan masyarakat Lombok Barat.

“No Narkoba, Prestasi Yes! Ini yang perlu kita galakkan. Hari ini adalah sebuah berkah dan rahmat Allah SWT, karena bisa mengukuhkan pengurus GPAN,” paparnya.

Masalah narkoba, jelasnya, merupakan sebuah keniscayaan yang harus segera dituntaskan. Mengingat barang haram ini sudah masuk ke semua lini dan berada di semua tempat, bahkan masuk ke dunia pendidikan dan pondok pesantren.

Mantan Kepala Bappeda Lombok Barat ini meminta, pengurus GPAN terus berkoordinasi dengan pihak Kesbangpol. Sehingga gerakan GPAN bisa eksis dan bisa berada di semua lini.

Sementara itu, Ketua Umum GPAN Mursidi mengakui, pihaknya kedepan sudah bisa merekrut warga sebanyak 24 orang untuk direhabilitasi. Demikian juga program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sudah disiapkan.

Kata dia, alasan terbentuknya pengurus GPAN ini sebagai kepedulian pemuda  terhadap sesamanya. Terlebih Lombok Barat merupakan daerah tertingi di NTB berkaitan dengan narkoba.

“Saya juga berharap semoga pemerintah Lombok Barat membentuk lembaga BNN sebagai mitra kami,” harap pria yang sudah “hijrah” dari dunia narkoba ini. (jl)

Hebat! Sepeda Listrik Karya Anak NTB Tembus Pasar Internasional

Hebat! Sepeda Listrik Karya Anak NTB Tembus Pasar Internasional

UJICOBA: Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah saat mencoba sepeda listrik karya anak NTB.
MATARAM--Satu lagi karya terbaru anak NTB, yaitu sebuah sepeda listrik yang diberi nama Le-Bui. Kendaraan dengan berbagai model ini membuat bangga masyarakat dan Pemprov NTB. Bagaimana tidak, sepeda hasil karya tangan kreatif Gede Sukarmati Jaya itu, sudah tembus pasar internasional.

Tidak tanggung- tanggung, hanya negara-negara di Benua Afrika yang belum bisa menikmati karyanya ini. Selain itu, ratusan sepeda listrik yang diinisiasi sejak tahun 2016 itu telah dinikmati dan dipakai oleh pecinta sepeda listrik di dunia.

Jumat pagi (26/6), Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah melakukan ujicoba sepeda tersebut di STI Park Banyumulek. Sepeda tersebut mampu menempuh jarak 30 Km untuk sekali pengisian daya atau sekitar dua sampai empat jam.

Gubernur NTB yang akrab disapa Bang Zul ini menyampaikan kahadiran sepeda listrik, motor listrik dan mobil listrik menunjukkan bahwa anak anak NTB memiliki kemampuan yang selama ini tidak disadari banyak orang. Apalagi, ide dan gagasan besar itu muncul di tengah musibah virus corona.

"Sejatinya pembangunan itu adalah sebuah proses besar untuk meng-upgrade human capacity, meng-upgrade kemampuan masyarakat. Alhamdulillah corona ini adalah satu bencana yang menghadirkan keberkahan buat NTB," ucapnya.

Munculnya inovasi-inovasi seperti ini, lanjutnya, menyadarkan banyak pihak bahwa anak NTB bisa memproduksi banyak hal. Beberapa diantaranya seperti minyak kelapa, bikin sabun, bikin motor listrik, alat pelindung kesehatan serta berbagai inovasi lainnya.

Karena itu, tugas pemerintah disebutnya membantu menghidupkan UMK. Kedepan, hasil karya anak NTB ini bisa dipasarkan di seluruh Indonesia, bahkan dunia.

Sementara itu, Pencipta Sepeda Listrik, Gede Sukarmati Jaya menceritakan awal mula gagasan untuk membuat sepeda listrik itu. Awalnya, pembuatan sepeda listrik ini diilhami oleh hobinya waktu kecil, yaitu sepedaan. Namun karena usia, ia tidak bisa lagi sepedaan dengan jarak tempuh yang jauh. Dari sana muncullah ide bagaimana agar tetap bisa sepedaan dengan jarak tempuh yang jauh.

"Saya googling, tanya-tanya teman, bagaimana saya tetap bisa sepedaan jauh dan tidak membosankan. Ketemulah dengan yang namanya elektric kit. Yaitu mengubah sepeda yang kita beli di toko kemudian kita pasang electric kitnya, kemudian kita bisa sepedaan jauh," tuturnya.

Seiring waktu, ditambah dengan hasil diskusi bersama anggota komunitas, ia kemudian menambah kemampuan untuk berinovasi pada sepeda itu. Termasuk menambah kecepatan sepeda listriknya.

"Sepeda yang kita beli di toko itu harus kita bikinkan prime costume. Sehingga bisa menampung baterai berkapasitas besar. Saya coba bikin, sudah jadi, saya iseng-iseng pakai, bikin video di jalan, upload ke media sosial saya. Orang-orang luar kemudian melihat dan mereka suka, karena unik," jelasnya.

Ia mengaku, sepeda yang ia bikin tersebut bukan yang pertama dan yang terbaik bagi orang luar. Namun, ada keunikan yang mereka lihat, seperti style, cara mewarnai dan cara pembuatan yang masih handmade.

"Kalau bicara teknologi, tidak ada yang bisa mengalahkan mereka. Tapi kalau bicara masalah seni, tidak ada yang mampu mengalahkan kita," ungkapnya.

Keunikan itulah katanya mambuat orang tertarik, sehingga tidak kurang dari seratus unit sepeda listrik yang sudah ia ekspor ke luar negeri, seperti negara-negara di Benua Asia, Amerika dan Australia.

Untuk membuat satu sepeda listrik itu, ia membutuhkan waktu sekitar satu bulan, mulai dari proses awal hingga dapat dipakai. Untuk harga per unitnya, sepeda tersebut dinilai sekitar Rp15 juta, karena pembuatannya masih hand made, belum menggunakan teknologi yang modern.

"Kemampuan yang mesin 350 Watt, baterai yang 40 volt, kecepatan maksimum, kalau di barat orang mengatakan street legal, masih boleh di jalan, tanpa harus surat-surat. Kecepatannya di bawah 30 km/jam," jelasnya.

Ia berharap ke depan, pembuatan sepeda ini dapat didukung oleh teknologi modern yang dapat menghasilkan produk sepeda yang banyak dan berkualitas serta harga yang murah. (jl)

SPAM Regional Harus Jadi Solusi Krisis Air

SPAM Regional Harus Jadi Solusi Krisis Air

RAPAT: Wagub NTB, Dr Hj Siti Rohmi Djalillah saat memimpin rapat pembangunan SPAM regional Pulau Lombok.
MATARAM--Musim kemarau telah tiba. Seiring itu, potensi kelangkaan air bersih akan menjadi masalah bagi warga.

Menyadari potensi itu, Pemprov NTB membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Pulau Lombok. Proyek ini nantinya dihajatkan untuk .engatasi kelangkaan air di Pulau Lombok, terutama sebagian Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, perencanaan pembangunan SPAM ini harus benar-benar matang. Kedepan, proyek ini harus menjadi solusi permasalahan minimnya air di daerah tersebut .

“Ini adalah hajat hidup orang banyak yang harus betul betul kita seriusi,” ungkapnya, Jumat (26/5).

Agar dalam proses pembangunan proyek ini terlaksana dengan baik, sinergi dan informasi yang komprehensif sangat ditekankan. Selain itu, pembangunan proyek ini hendaknya tidak mengganggu bangunan yang yang telah ada sebelumnya.

Tak hanya itu, dalam proses pelaksanaannya nanti sangat perlu juga memperhitungkan sumber ketersediaan air yakni pohon-pohon di sekitar mata air. Karena itu, aksi konservasi di lingkungan sekitar mata air perlu diperhatikan dinas terkait.

Keberadaan SPAM ini disebutnya sangat vital. Terlebih proyek ini menyangkut ketersediaan air bersih bagi warga. Proyek ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

Wagub juga meminta adanya pemetaan yang fleksibel tentang kondisi air di Lombok dan Sumbawa. Dengan cara ini dipastika  pemerataan pasokan air bisa dicapai.

“Ini akan menjadi acuan juga untuk kita ke depan. Kita serius membenahi masalah air di NTB ini, tidak hanya di Lombok tapi juga di Sumbawa. Jadi bagaimana supaya ketersediaan air masyarakat di NTB ini betul-betul bisa kita perjuangkan,” ujarnya.

Ia meminta agar ketersediaan air untuk daerah Lombok Tengah dan Lombok Timur yang memang notabenenya masyarakat sangat dominan betul-betul menjadi perhatian dari Cipta Karya maupun BWS. Pembangunan proyek ini harus benar benar disesuaikan dengan tujuan sebelumnya.

"Ingin disuplai kemana, sumbernya mana dan harus debit riil yang akan ada pada saat proyek itu beroperasi,” tegasnya. (jl)

Thursday, June 25, 2020

Gunakan Akses Jalan Warga, Pengusaha Kavling Tanah Dikecam

Gunakan Akses Jalan Warga, Pengusaha Kavling Tanah Dikecam

TANPA IZIN: Akses jalan digunakan oleh pengusaha tanpa seizin warga.
MATARAM  - Warga RT 10 Lingkungan Babakan Kebon, Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram akan menempuh jalur hukum.

Itu menyusul,  jalan akses utama yang biasa dilalui semua warga perumahan Babakan Asri dan Mega Indah dipergunakan sepihak oleh usaha kavlingan tanah. Parahnya, pemilik usaha itu justru tidak pernah sekalipun meminta izin pada warga setempat.

Merujuk Perda Nomor 4 tahun 2016 yang diterbitkan Pemkot Mataram tentang penyedian, penyerahan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas telah diatur pada point enam berupa prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian. Sarana prasarana ini harus memenuhi standar tertentu untul kebetuhan bertempat tinggal yang layak, sehat dan nyaman.

"Lantas, jika pengusaha tanah kavling seenaknya menggunakan akses utama prasarana warga apa itu tidak pelanggaran pada Perda yang ada. Ingat, kegiatan usaha kavlingan itu sangat menggangu kenyamana dan ketentraman warga kami selama ini," ujar Ketua RT 10 Lingkungan Babakan Kebon, Kelurahan Babakan, HL. Sahabudin menjawab wartawan, Jumat (26/6).

Ia mengaku, surat keberatan warga terkait adanya aktivitas tanah kavlingan telah dibuat sebanyak 44 kepala keluarga pada tanggal 30 April lalu. Menurutnya, surat itu telah dilayangkan pada Pemkot Mataram, Camat Sandubaya juga Lurah setempat.

"Hingga kini, enggak ada itikad baik dari pengusaha tanah kavling pada warga. Mereka semena-menggunakan akses publik untuk kepentingan bisnisnya. Usaha kavlingam itu ilegal," tegas Sahabudin.

Terkait dalil pihak pengavling yang merujuk pada point 17 pada Perda Nomor 4 tahun 2016. Menurut dia, dalil pasal 17 yang mengatur tentang penyerahan fasilitas umum kepada pemerintah Kota Mataram. Sehingga, pihak pengapling bersikukuh untuk menggunakan askses jalan milik perumahan Mega Indah menuju jalan umum di Jalan Jaya Lengkara Kelurahan Babakan, justru sangat lemah.

Pasalnya, kata Sahabudin, akses jalan itu justru belum masuk pada daftar aset Pemkot Mataram hingga kini. Terlebih lagi, pihak direktur perumahan Mega Indah juga sudah bersurat ke Lurah Babakan yang menegaskan, jika mereka tidak pernah sekalipun memberikan ijin lisan maupun tertulis terkait akses jalan diperumahan Mega Indah yang digunakan untuk pihak pengapling.

"Kami minta Pak Wali Kota bersikap adil atas masalah penyerobotan akses jalan masyarakat secara sepihak itu. Pikirkanlah kenyamanan dan ketentraman mayarakat yang sudah lama bermukim disana," tandasnya.

"Sebaiknya agar masalah ini enggak berlarut-larut, maka kembalikan hak-hak perdata dari warga dan pihak pengembang perumahan Mega Indah yang memiliki akses jalan tersebut," sambung Sahabudin.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pengavling tanah tidak bisa dihubungi. (jl)

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Rizki Handika Putra
CEO
Laela Rosanti
Creative Designer
Sopian Haris
Sales Manager
Syamsu Rizal
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567