AMBROL: Tanggul irigasi pertanian di Dusun Karang Taliwang, Dasan Tereng, Kecamatan Narmada, ambrol. |
"Akibat jebolnya dinding irigasi ini, lahan pertanian kami tidak bisa ditanami. Sudah tiga bulan kami tidak bisa bercocok tanam," keluh salah seorang pemilik lahan, Arta Adiguna kepada Jejak Lombok, Selasa (30/6).
Pemilik lahan sekitar 1 hektare di sebelah timur Lombok City Center ini mengatakan, bukan hanya lahannya yang tidak bisa ditanam. Ada puluhan hektar lain milik warga yang juga senasib.
Ia menduga, kerusakan dinding irigasi primer di Dusun Karang Taliwang itu akibat tingginya endapan material yang hanyut. Karena debit endapan sudah di luar kapasitas tampung, saat air datang, dinding tanggul irigasi itu jebol.
Kerusakan yang terjadi, jelasnya, karena pintu penguras saluran itu dipindahkan warga sekitar. Pintu penguras dipindah lantaran tidak sedikit warga yang membangun kolam ikan di sekitarnya.
Belakangan, akibat ulah warga yang
memindah pintu air menjadi preseden buruk bagi petani. Saat tanggul irigasi tidak lagi mampu menampung endapan akibat pintu air dipindah, dinding tanggul jebol.
Kerusakan dinding tanggul ini diperkirakan sepanjang 7 meter lebih. Dari kerusakan ynag ada, andai diperbaiki dipastikan memakan biaya yang tidak sedikit.
"Kami dari petani sudah iuran, tapi dengan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan, kami tidak sanggup. Jumlahnya terlalu besar, sekitar Rp 500 juta," sebutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Lombok Barat, Muhur Zohri menyarankan agar masyarakat berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setempat. Koordinasi disarankan ke bidang pengairan di dinas tersebut.
Lewat koordinasi itu, ia berharap akan ada solusi pada kerusakan tanggul jaringan irigasi. "Coba koordinasikan dulu ke PUPR," pintanya. (jl)
0 comments:
Post a Comment