KUNJUNGAN: Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Ahkam saat menerima kunjungan DPRD Sumba Tengah.
GERUNG -- Sedikitnya 16 perwakilan DPRD Kabupaten Sumba Tengah NTT, pagi tadi mengunjungi kantor Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar). Kunjungan itu sebagai agenda kerja, Senin (26/4/2021)
Rombongan kunker sendiri langsung disambut oleh Kepala Dinas Pariwisata Lobar H. Saifl Ahkam beserta jajaran di aula Kantor Dispar Lobar.
Kunker ini sendiri dimaksudkan DPRD Sumba Tengah untuk mengkaji informasi yang bisa dijadikan rujukan untuk membangun pariwisata yang berbasis Desa.
Hal tersebut disampaikan oleh pimpinan rombongan DPRD Sumba Tengah Ir. Agus Umbu Sorung yang juga merupakan Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Sumba Tengah.
"Selain info tentang membangun pariwisata berbasis desa, kami juga ingin tau regulasi-regulasi apa yang telah dibuat pemerintah disini untuk mendukung kepariwisataan, karena di Sumba Tengah, jujur saja kami masih minim dengan regulasi yang mendukung kepariwisataan," ungkap Dewantoro.
Diakuinya juga, daerahnya belum bisa maksimal dalam menjadikan suatu potensi menjadi sebuah objek wisata yang bisa dikunjungi banyak orang.
"Kami punya potensi yang tidak kalah dari Sumba Barat, malahan wisatawan yang menuju ke Sumba Barat lebih banyak mainnya ke daerah kami, tapi untuk membuat destinasi-destinasi di daerah kami itu bisa lebih dikenal luas itu masih belum maksimal," akunya.
Merespon maksud dari DPRD Sumba Tengah tadi, Kadispar Lobar Saepul Ahkam memberikan satu contoh desa yang ada di Lobar yang perkembangan pariwisatanya bisa dikatakan sangat bagus.
"Kami punya salah satu desa wisata di Kecamatan Narmada, namanya Desa Batu Kumbung. Desa ini berkembang dalam hal pariwisata desa, tapi uniknya intervensi dari pemerintah untuk kepariwisataan di desa bisa dikatakan hampir tidak ada, hanya mengandalkan peran dari masyarakat, pemdes dan sedikit investasi dari dana desanya, namun kemudian mampu menjadi desa tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan," ungkap Ahkam.
Ia juga memberikan contoh desa wisata lainnya yang mampu berkembang dengan memberdayakan peran masyarakat seperti Desa Suranadi, Desa Sedau dan Desa Sesaot. Khusus desa Sesaot belum lama ini telah meraih sertifikat desa wisata berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
"Di samping kami (Lobar) mempunyai Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA), kami juga memiliki peraturan daerah tentang wisata berkelanjutan, yang dimana salah satu konsep dari wisata berkelanjutan itu adalah wisata yang berbasis masyarakat (based community)," pungkas Ahkam.
Jadi, imbuhnya, kami saat ini sedang mendorong dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memahami bahwa pariwisata itu bernilai secara ekonomi. Namun juga tidak akan bisa berjalan jika tanpa peran intens langsung dari masyarakat itu sendiri. (jl)
0 comments:
Post a Comment