I Gede Putu Ariady
MATARAM -- Provinsi NTB secara nasional dikenal sebagai lumbung pekerja migran. Daerah ini tercatat sebagai penyumbang tenaga kerja yang cukup banyak di sejumlah negara tujuan.
Terhitung sejak setahun belakangan ini, gelombang pemulangan (repatriasi) para tenaga kerja ini terus berlangsung. Repatriasi ini terbanyak dari negeri jiran, Malaysia.
"Pekerja migran kita ini bekerja diberbagai sektor. Rata-rata yang repatriasi ini legal, mereka bukan pekerja gelap," ungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Ariady, Selasa (27/4).
Diketahui, pandemi virus Corona menyeruak di akhir 2019 lalu. Hingga pertengahan 2020, banyak negara memberlakukan pembatasan lalu lintas transportasi orang dan jasa.
Malaysia misalnya. Sejak Maret 2020 telah mengunci diri. Arus keluar masuk orang lewat berbagai jalur tansportasi sangat diperketat. Imbasnya, banyak pekerja migran yang tertahan dan tidak bisa pulang ke tanah air.
Nah, di awal 2021 ini gelombang repatriasi rupanya sangat kontras. Terhitung Januari hingga Maret ini sudah tercatat sebanyak 6.757 orang pekerja migran yang kembali ke tanah air.
"Dari jumlah itu, terbanyak repatriasi dari Malaysia," ucapnya.
Bukan hanya itu, Rabu besok (28/4), akan ada sebanyak 180 pekerja migran yang bakal repatriasi. Rencananya, para pahlawan devisa ini akan menumpangi Air Asia dari Malaysia.
Lebih rinci Gede menegaskan, untuk pekerja migran asal Pulau Lombok akan dijemput oleh pemerintah kabupaten kota masing-masing. Sementara yang berasal dari Pulau Sumbawa ditangani penjemputanny oleh Pemprov NTB.
"Kalau yang di Lombok kan masing-masing punya tempat karantina. Kalau yang dari Sumbawa, karantina di Asrama Haji NTB," tandasnya. (jl)
0 comments:
Post a Comment