JAUHI: Warga yang hendak berlibur akhir pekan hendaknya menjauhi pantai karena cuaca masih ekstrem.
SELONG -- Akhir pekan ini bukan tidak mungkin menjadi kesempatan terakhir berwisata sebelum memasuki Bulan Suci Ramadan. Kondisi ini rupanya menjadi atensi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur.
Akhir-akhir ini pergerakan Siklon Tropis Seroja berbuntut pada cuaca ekstrem. Kondisi ini tidak baik menghabiskan liburan terutama di sekitar pantai.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Lombok Timur, Iwan Setiawan mengimbau agar guru tak mengajak anak didiknya berwisata ke pantai. Imbauan ini dikeluarkan lantaran berpotensi mengandung risiko dan berbahaya.
"Kita di BPBD Lombok Timur, menetapkan dari tahun 2020 di seluruh wilayah menjadi atensi kita," ujar Iwan Setiawan, Jumat (9/4).
Lantaran itu, bagi siswa baik dari TK, SD, sampai dengan SMA yang hendak merayakan libur kenaikan kelas agar menjauhi pantai.
Kejaidan yang menimpa salah seorang siswa SMK di Pantai Sepolong, Labuhan Haji disebutnya sebagai contoh. Kasus itu jangan lagi terulang jika tak ingin ada yang meregang nyawa.
"Kejadian di Labuan Haji dan Paremas berapa bulan lalu cukup jadi pelajaran. Kita harus berhati-hati berwisata dengan kondisi cuaca saat ini," imbuhnya.
Ia mengatakan, semua titik di wilayah Lombok Timur belum aman akibat Siklon Tropis Seroja tersebut.
Ia menerangkan, zona Lombok merupakan lintasan semua iklim termasuk juga La Nina.
Dia mengatakan, Lotim masih dalam siaga bencana dan belum memasuki tanggap darurat. Pihaknya telah menetapkan status tersebut sampai bulan April ini.
Akhir bulan ini, ucapnya, pihaknya juga hendak mengevaluasi status tersebut. Evuasi dilakukan lantaran akan memasuki musim kemarau.
Sedianya, sesuai siklus cuaca, musim penghujan berakhir bulan ini. Begitu juga dengan pergerakan badai La Nina dan Seroja.
"Akan tetapi sampai hari ini kita lihat sendiri, contohnya saudara kita yang ada di NTT dan Bima," tandasnya. (kin)
0 comments:
Post a Comment