H. Aidy Furqon
MATARAM--Kekhawatiran tentang kemungkinan angka putus sekolah di masa pandemi terus menyeruak. Bukan tidak mungkin karena persoalan sulitnya ekonomi membuat angka putus sekolah meningkat.
Menyadari itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menyalurkan bantuan fasilitas belajar. Bantuan ini diberikan kepada siswa-siswi SMA, SMK, dan SLB kurang mampu.
Kepala Dikbud NTB, H Muhammad Aidy Furqon menjelaskan, bahwa siswa-siswi yang mendapatkan fasilitas belajar itu berjumlah 31.300 orang. Pemberian fasilitas belajar tersebut, merupakan program pemerintah untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) kepada peserta didik, terutama mereka yang kurang mampu.
"Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Di mana hal itu khusus diperuntukkan bagi siswa-siswi yang benar-benar tergolong kurang mampu, seperti tidak mempunyai Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan kartu Program Keluarga Harapan (PKH)," ucapnya, Kamis (29/1).
Bantuan program SPM ini disebutnya sudah tuntas terlaksana. Fasilitas yang disalurkan kepada puluhan ribu siswa yang tersebar di NTB. Dimana bantuan tersebut terdiri dari alat tulis beserta tootbag.
Sementara itu, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dikbud NTB, Muhammad Irwin mengatakan, fasilitas yang diberikan kepada puluhan ribu pelajar itu tersebar di sejumlah sekolah. Tercatat, 136 diantaranya ialah SMA, 119 SMK dan sisanya di SLB.
"15 ribu siswa dari 136 SMA, 15 ribu siswa dari 119 SMK dan 1300 sisanya dari SLB,” sebutnya.
Irwin mengaku, tidak semua sekolah mendapatkan bantuan berupa alat belajar tersebut, melainkan hanya sebagian saja. "Tidak semua sekolah yang dapat, itu sesuai dengan usulan yang kita terima 8 bulan yang lalu," tutupnya. (jl)
0 comments:
Post a Comment